Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi atau BBM bersubsidi jenis Pertalite hingga akhir Juli lalu telah mencapai 16,8 juta kiloliter.
“Hingga Juli 2022 sudah tersalurkan 16,8 juta kiloliter dari kuota 23,05 juta kiloliter,” katanya ketika dihubungi, Kamis, 11 Agustus 2022.
Sementara itu, Irto mengatakan, ketahanan stok Pertalite berada di level 18,3 hari.
Menurut dia, ketersediaan bahan bakar murah itu masih relatif aman.
“Hari ini stok Pertalite berada di level 18,3 hari dan terus berproduksi,” tuturnya.
Sedangkan konsumsi Solar subsidi hingga akhir bulan lalu mencapai 9,9 juta kiloliter dari kuota 14,9 juta kiloliter.
Ketahanan stok solar berada di level 19 hari.
Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan pemerintah akan tetap menahan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
Hal tersebut dilakukan Seiring upaya menjaga ketersediaan kuota yang cukup di tengah tingkat konsumsi masyarakat melampaui proyeksi awal tahun.
Arifin menyebutkan keputusan pemerintah untuk menahan harga BBM bersubsidi itu dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik yang mencapai 5,44 persen sepanjang paruh pertama 2022.
“(Harga) Pertalite ini sementara kita pertahankan.
Cuma ya langkah pertama ini kita harus bisa mengimbau masyarakat untuk hemat energi,” ujar Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2022.
Kementerian ESDM juga tengah mendorong percepatan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Beleid yang merupakan petunjuk teknis dari program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi itu yang sebelumnya ditargetkan rampung pada bulan Agustus ini.